menit.online, JAKARTA – Selawat merupakan salah satu perintah Allah Swt kepada orang-orang yang beriman, sebagaimana tertuang di dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 56.
Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya” (QS. Al-Ahzab:56)
Dari sekian banyak selawat dalam berbagai macam pelafalan dan penamaan yang berbeda-beda, selawat munjiyatlah yang paling banyak diamalkan dan dibaca dalam rangkaian do’a.
Sejarah Selawat Munjiyat
“Sebagian orang arif berkata: ‘aku berada di kapal, kemudian badai berembus kencang, hampir saja menyebabkan kami tenggelam. Lalu aku (tertidur dan) melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mimpi, beliau bersabda: Katakan pada mereka ‘Bacalah doa Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin shalâtan tunjînâ bihâ min jamî’il ahwâli wal âfât wa taqdhî lanâ bihâ jamî’al hâjat wa tuthahhirunâ bihâ min jamî’is sayyiât wa tarfa’unâ bihâ ‘indaka a’lad darajât wa tuballighunâ bihâ aqshal ghâyat min jamî’il khairâti fil hayâti wa ba’dal mamât, lalu aku terbangun dan kami ucapkan bacaan selawat tersebut, lalu angin pun terdiam atas seizin Allah ta’ala,” (Abdurrahman bin Abdissalam Ash-Shafuri, Nudhah al-Majâlis wa Muntakhab an-Nafâis, hal. 284).
Dalam kitab lain, yakni kitab al-Fajr al-Munir fi as-Shalat ala al-Basyir wa an-Nadzir, menyebutkan lebih jelas bahwa orang arif yang dimaksud dalam referensi di atas adalah salah satu pemuka tarekat Syadziliyah, yakni Syekh As-Shalih Musa ad-Dlarir. Sebagaimana disampaikan dalam referensi berikut:
Syekh Shalih Musa ad-Dharir rahimahullah mengabarkan kepadaku bahwa beliau mengendarai perahu, lalu berkata: “Badai yang dikenal dengan sebutan Aqlabiyah menyerang kami, sangat sedikit orang yang selamat dari tenggelam sebab badai tersebut. Manusia berteriak karena khawatir akan tenggelam. Lalu aku diserang rasa kantuk, hingga akhirnya aku tertidur. Dalam mimpi Aku melihat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: ‘Katakan pada penumpang perahu, agar mereka membaca selawat berikut: ‘Allâhumma shalli ‘alâ Sayyidinâ Muhammadin wa ‘alâ âli Sayyidinâ Muhammadin shalâtan tunjînâ bihâ min jamî’il ahwâli wal âfât wa taqdhî lanâ bihâ jamî’al hâjat wa tuthahhirunâ bihâ min jamî’is sayyiât wa tarfa’unâ bihâ ‘indaka a’lad darajât wa tuballighunâ bihâ aqshal ghâyat min jamî’il khairâti fil hayâti wa ba’dal mamât.’ Lalu Aku terbangun dan aku beritakan pada penumpang perahu tentang mimpi yang aku alami, kami pun membaca selawat tersebut, dan ketika mencapai sekitar bilangan 300, badai pun reda,” (Syekh Umar bin ‘Ali bin Salim al-Fakihani, al-Fajr al-Munir fi as-Shalat ala ala al-Basyir wa an-Nadzir, hal. 25).
Selawat Munjiyat, Tulisan Arab, Latin, dan Artinya
Allâhumma shalli ‘alâ Sayyidinâ Muhammadin wa ‘alâ âli Sayyidinâ Muhammadin shalâtan tunjînâ bihâ min jamî’il ahwâli wal âfât wa taqdhî lanâ bihâ jamî’al hâjat wa tuthahhirunâ bihâ min jamî’is sayyiât wa tarfa’unâ bihâ ‘indaka a’lad darajât wa tuballighunâ bihâ aqshal ghâyat min jamî’il khairâti fil hayâti wa ba’dal mamât
Artinya: “Ya Allah limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan selawat itu, Engkau akan menyelamatkan kami dari semua keadaan yang menakutkan dan dari semua cobaan; dengan selawat itu, Engkau akan mengabulkan hajat kami; dengan selawat itu, Engkau akan menyucikan kami dari segala keburukan; dengan selawat itu, Engkau akan mengangkat kami ke derajat paling tinggi; dengan selawat itu pula, Engkau akan menyampaikan kami kepada tujuan yang paling sempurna dalam semua kebaikan, ketika hidup dan setelah mati.”
6 Keutamaan Selawat Munjiyat
Inilah 6 keutamaan-keutamaan selawat munjiyat ketika diamalkan oleh orang-orang beriman:
- Menyelamatkan orang-orang beriman dari segala keadaan yang menakutkan dan segala cobaan,
- Terkobulnya hajat,
- Ditutupnya aib yang sudah terjadi sebelumnya,
- Diangkatnya derajat,
- Ditunjukan jalan yang benar,
- Menjadi penolong ketika hidup di dunia dan menjadi syafaat di akherat kelak.
Selawat Munjiyat biasanya dilafalkan pada awalan bacaan do’a-do’a, terutama pada saat bacaan do’a tahlil. Banyak kaum muslimin meyakini bahwa do’a yang diawali dengan membaca selawat munjiyat akan cepat terkabulkan, tentu atas izin Allah Swt. Selain itu, bacaan selawat munjiyat juga dianjurkan untuk dibaca sebagai dzikir pada saat setelah melaksanakan shalat hajat, dengan harapan agar hajat yang diinginkan segera terpenuhi.
baca juga: Selawat tibbil qulub sebagai penyembuh bagi yang sakit
Selawat Munjiyat juga banyak tercantum dalam wirid-wirid dan hizib-hizib yang biasa diamalkan di banyak pesantren. Hal ini menunjukkan betapa dahsyatnya keutamaan membaca Selawat Munjiyat ini. Namun meski begitu, akan lebih afdhal jika dalam mengamalkan selawat munjiyat atas petunjuk dari seorang guru (mursyid) yang mengarahkan kita untuk mengamalkan membaca selawat munjiyat, agar kadar bacaan yang kita amalkan dapat cepat terkabul. Wallahu a’lam.