menit.online, PASURUAN – Bukan hanya memiliki banyak lokasi situs bersejarah. Kecamatan Gempol ternyata merupakan tempat asal muasal lahirnya Kabupaten Pasuruan.
Candi Belahan atau populer dengan sebutan Candi Sumbertetek yang terletak di Desa Wonosunyo adalah salah satunya. Pada tahun ini saja, setidaknya ada dua situs sejarah yang berhasil ditemukan. Candi Kebo Ireng yang terletak di Desa Ngerong serta temuan struktur batu bata kuno di Dusun Blimbing, Desa Bulusari.
Sebelum diekskavasi oleh tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim, Candi Kebo Ireng ini masih berupa gundukan tanah. Diatasnya ditumbuhi pohon bambu dengan jumlah banyak, terletak di Dusun Keboireng.
Pawiji, sang pemilik tanah tidak menyadari jika gundukan tanah yang ditanami pohon bambu olehnya merupakan candi. Konon dijadikan sebagai tempat pemujaan di era Kerajaan Majapahit. Setelah diekskavasi, barulah terlihat benda-benda purbakala yang sangat bersejarah.
Ada batu kepala kala, tiga buah candi pewara, fragmen arca, tembikar, ukel, dan genting. Juga ditemukan keping uang cina (kepeng), belasan batu runtuhan yang beberapa di antaranya memiliki relief binatang, manusia, dan flora.
Sebenarnya, candi yang diduga kuat peninggalan kerajaan Majapahit tersebut bukan baru saja ditemukan. Candi ini ditemukan pada 1983 atau 37 tahun lalu, dan dinamai Keboireng lantaran sama persis dengan nama orang yang dulunya “paling dihormati” di desa tersebut, sehingga namanya dijadikan nama dusun.
“Candi ini dinamai Keboireng, dulu katanya ada orang namanya kebo ireng saking dihormatinya orang tersebut. Sampai-sampai akhirnya dijadikan nama dusun,” kata Pawiji, saat ditemui di lokasi pada, Senin (11/01/2021).
Kala itu, candi diketahui hanya berbentuk segi empat atau bujur sangkar. Memiliki panjang dan lebar masing-masing 6,5 meter dan tingginya 90 sentimeter. Dinding candi berupa bebatuan andesit. Sedangkan di tubuh atau tengah candi terdapat batu bata merah berukuran lumayan besar. Ornamen Candi Keboireng ini mencirikan gaya Tantrayana. Yaitu, candi Jawa Timur bergaya arsitektur candi Jawa Tengahan.
Ditemukan Lambang Surya Majapahit
Saat proses ekskavasi pertama di tahun 1983, di bangunan candi ditemukan batu berlambangkan Surya Majapahit. Karena itu, diduga kuat candi ini merupakan peninggalan kerajaan Majapahit. Dugaan ini diperkuat dengan susunan tangga menghadap ke barat yang ada di bangunan candi induk. Sedangkan candi yang susunan tangganya menghadap ke timur, biasanya merupakan candi yang dibangun untuk pemujaan atau ibadah.
“Bagian candi juga lengkap. Ada candi pewara, sama seperti Prambanan dan Borobudur. Ini jarang dimiliki dan ditemukan di candi lainnya,” ujar Pawiji.
Sementara itu, apabila dilihat dari lokasi candi, memang cukup jauh dari jalan desa. Karena itu, candi ini jarang sekali didatangi orang. Apalagi, minim papan petunjuk yang menjelaskan tentang keberadaan candi ini. Kebanyakan, warga dusun dan desa setempat saja yang mengerti keberadaan candi itu.
Pawiji berharap adanya perhatian dari Pemerintah agar candi tersebut bisa dijadikan lokasi wisata budaya dan edukasi. Sehingga dampak yang timbul adalah pemberdayaan masyarakat sekitar.
“Kalau banyak yang datang, maka sudah pasti ekonomi jalan. Semoga ada perhatian dari pemerintah sesegera mungkin,” pungkasnya.